BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pasar Bisnis
Pasar bisnis merupakan suatu tempat dimana produsen-produsen melakukan penawaran barang dan jasa kepada para konsumen denggan strategi-strategi pemasaran yang handal untuk mempengaruhi konsumen agar dapat memiliki barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen tersebut.
Pasar bisnis memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pasar konsumen :
1.        Pembeli lebih sedikit : Pemasar bisnis biasanya menangani jauh lebih sedikit pembeli daripada yang dilakukan pemasar konsumen. Seperti nasib yang dialami oleh Goodyear Tire Company sangat bergantung pada perolehan kontrak dari beberapa pabrik pembuat mobil utama.
2.        Pembelinya lebih besar : Beberapa perusahaan besar melakukan hampir seluruh pembelian dalam industri-industri seperti mesin pesawat terbang dan alat pertahanan.
3.        Hubungan pemasok-pembeli bisnis erat : Karena jumlah pembeli bisnisnya lebih sedikit dan tingkat kepentingan serta kekuatan pembeli bisnisnya lebih besar, para pemasok sering diharapkan dapat menyesuaikan tawaran mereka dengan kebutuhan masing-masing pembeli bisnis bisnis. Kadang-kadangg para pembeli menuntut penjual supaya mengubah praktik dan kinerja mereka. Dalam tahun-tahun terakhir, hubungan antara pelangggan dan pemasok telah berubah dari benar-benar bermusuhan menjadi erat dan akrab.
4.        Para pembeli terkonsentrasi geografisnya : Lebih dari setengah pembeli bisnis terkonsentrasi di tujuh Negara bagian : New York, California, Pennsylvania, Illinois, Ohio, New Jersey dan Michigan. Konsentrasi geografis produsen itu membantu menurunkan biaya penjualan. Pada saat yang sama, para pemasar bisnis perlu memantau perpindahan tri-industri tertentu ke wilayah lain.
5.        Permintaan turunan : Permintaan atas barang bisnis benar-benar berasal dari permintaan atas barang konsumsi. Karena alasan itu, para pemasar bisnis harus secara dekat memantau pola pembelian konsumen akhir.
6.        Permintaannya tidak elastis : Permintaan total atas berbagai barang dan jasa bisnis bersifat tidak elastis – yaitu, tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan harga.
7.        Permintaannya berfluktuasi : Permintaan atas barang dan jasa bisnis cenderung lebih mudah diubah-ubah dibandingkan permintaan atas barang dan jasa konsumsi.
8.        Pembelian profesional : Barang bisnis dibeli oleh agen (petugas) pembelian yang terlatih, yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dan persyaratan pembelian organisasi.
Para pembeli professional menghabiskan waktu karir mereka dengan mempelajari cara melakukan pembelian yang lebih baik. Banyak di antara mereka yang menjadi anggota National Association of Purchasing Managers (NAPM), yang berusaha meningkatkan efektivitas dan status pembeli professional. Hal itu berarti bahwa para pemasar bisnis harus menyediakan data teknis yang lebih banyak tentang produk mereka serta keunggulan produk tersebut atas produk para Pesaing.

B.     Perilaku penjual Bisnis
Perilaku penjual bisnis sangat berpengaruh dalam transaksi dalam dunia bisnis. Dalam bertransaksi ataupun dalam hal penjualan subuah bisnis, para penjual bisnis harus mampu membaca peluang dalam berbisnis, selain juga mengetahui etika dalam berbisnis. Berikut beberapa hal yang harus diketahui para penjual bisnis;

1.        Etika Pebisnis
Adalah aturan atau perilaku penjual dalam menawarkan barang harus mengatakan yang sejujurnya mana yang benar dan mana yang buruk Hill et al, (1998) dalam Pratiwi (2012). Menurut Akaah et al, (1994) dalam Sutono (2004) terdapat 3 indikator di dalam variabel ini bermakna sebagai berikut; Mengutamakan kepentingan pelanggan, Menginformasikan secara benar, Menutup penjualan dengan secara adil.
2.        Kepuasan pelanggan
Adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya menurut (Khairani 2011). Menurut Parasuraman et al, (1988) dalam Bayhaqi (2006) terdapat 4 indikator di dalam variabel ini bermakna sebagai berikut : Kesesuaian biaya dan hasil, Kepuasan pasca pelayanan, Kepuasan terhadap tahapan kerja, Pengalaman pelanggan
3.    Kepercayaan pelanggan
Adalah kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya menurut (Kadir 2012). Menurut Nuraini (2009) dalam Wijayanti (2012) terdapat 3 indikator di dalam variabel ini bermakna sebagai berikut : Kejujuran penjual dalam bertransaksi, Tanggung jawab penjual kepada pembeli, Kepercayaan bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik.
4.        Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran disini adalah strategi taktis. Strategi taktis adalah strategi jangka pendek yang dilakukan oleh para pengusaha. Sambil menunggu konsumen Anda datang, lakukanlah rapat team terlebih dahulu. Rapat team dilakukan oleh semua karyawan ditoko. Seperti mengingatkan kembali untuk selalu memberikan layanan prima, mengerti lebih detail tentang produk, dan menata rak sebagus mungkin. 
Ada satu taktik unik yang sudah diterapkan oleh suatu perusahaan retail di Indonesia yakni membuat boneka kostum sebagai sarana promosi. Perintahkan karyawan Anda untuk memakai kostum ciri khas toko anda untuk menarik perhatian pembeli. Pernahkah melihat maskot alfamart dan indomart yang menyebarkan leaflet ke rumah-rumah penduduk menggunakan kostum lebah? Strategi ini cukup unik untuk diterapkan. Strategi yang lain yang dapat Anda lakukan adalah membuat diskon pada barang tetentu, bundling product, dan juga mengirimkan catalog ke konsumen anda.
dalam berbisinis para penjual bisnis juga dituntut lihai dalam berbisnis. untuk menghasilkan para pembeli yang berkualitas dan yang bias dijadikan pelanggan tetap, selain memperhatikan beberapa hal diatas.

tempat dimana produsen-produsen melakukan penawaran barang dan jasa kepada para konsumen dengg




A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran[1].
 Pendidikan Islam merangkum metode pendidikan yang tugas dan fungsinya adalah memberikan jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan Islam tersebut. Pelaksanaannya dalam ruang lingkup proses pendidikan yang berada dalam suatu sistem dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Dari uraian tersebut di atas, Al-Toumy Al-Syaibany memahaminya bahwa metode pendidikan pembelajaran Islam adalah segala segi kegiatan terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran agama seperti akidah, akhlak, tauhid, fiqhi dan sebagainya
Berdasarkan defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode Pembelajaran Agama Islam adalah jalan atau cara yang diterapkan dalam proses belajar mengajar agama Islam, guna tercapainya tujuan dan cita-cita pendidikan Islam.
B.     Macam-Macam Metode Pembelajaran.
Macam-macam Metode Pembelajaran Dan Penerapannya
Dari sumber yang penulis dapatkan,  terdapat dua metode Pembelajaran Agama Islam yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu metode klasik dan metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Metode Klasik yaitu metode yang sudah diterapkan sejak dahulu kala dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Adapun metode klasik ini dibagi menjadi
1.    Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode ceramah adalah cara belajar atau mengajar yg menekankan pemberitahuan satu arah dr pengajar kpd pelajar (pengajar aktif, pelajar pasif). Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato.
2.   Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode diskusi adalah  cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi;
3.    Metode Demonstrasi
Metode ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesutau kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
4.    Metode Penugasan
Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode pemberian tugas adalah cara belajar atau mengajar yang menekankan pada pemberian tugas oleh pengajar kepad murid yang harus melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
5.   Metode Sosiodrama
Suatu cara mengajar dengan cara pementasan semacam drama atau sandiwara yang diperankan oleh sejumlah siswa dan dengan menggunakan naskah yang telah disiapkan terlebih dahulu.
6.   Metode Latihan (drill)
Suatu cara mengajar yang digunakan dengan cara memberikan latihan yang diberikan guru kepada murid agar pengetahuan dan kecakapan terentu dapat menjadi atau dikuasi oleh anak.
7.   Metode Kerja Kelompok
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode kelompok adalah metode untuk mengubah pandangan dan sikap seseorang dengan jalan memasukkan orang itu ke dalam kelompok.
Kerja kelompok-k elompok itu ada dua macam:
1)      Kerja kelompok jangka pendek
Kelompok ini dapat dilaksanakan dalam kelas dalam waktu yang singkat kurang lebih 20 menit.
2)      Kerja kelompok jangka menengah
                        Dilaksanakan dalam beberapa hari karena adanya tugas yang cukup memakan waktu yang agak panjang. Metode ini dapat digunakan pada semua Standar Kompetensi.
8.   Metode Proyek
Metode mengajar dengan cara memberikan bermacam-macam permasalahan dan anak didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut dan memecahkannya secara bersama-sama dengan mengikuti langkah-langkah secara ilmiah, logis, dan sistemastis.
9.   Metode Karyawisata
Metode ini adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek yang bersejarah atau memiliki nilai pengetahuan untuk mempelajari dan menelilti sesuatu. Metode ini dapat digunakan pada Standar Kompetensi 15 ( Hewan yang halal dan Haram dimakan) dengan mengajak karyawisata ke kebun binatang.
10.  Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi ada pula dari siswa kepada guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode tanya jawab adalah cara belajar atau mengajar yg menekankan pd pemberian pertanyaan oleh pengajar, sedangkan murid harus menjawab pertanyaan tersebut. Metode ini dapat digunakan pada semua Standar Kompetensi
11.  Metode Eksperimen
Suatu metode yang dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu terutama yang bersifat objektif, seperti ilmu pengetahuan alam, baik dilakukan di dalam/di luar kelas maupun dalam suatu laboratorum tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode penelitian cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat, atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu yg bersangkutan.
12.   Metode Kisah Atau Cerita
Merupakan suatu cara mengajar dengan cara meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Metode ini dapat digunakan pada Standar Kompetensi Iman kepada Rosul Alloh dan Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dalam Islam.

13.   Metode Tutorial
Metode ini adalah cara mengajar dengan memberikan bantuan tutor. Setelah siswa diberikan bahan ajar, kemudian siswa diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut. Metode ini dapat digunakan pada Standar kompetensi Memahami Sejarah Dakwah Islam.
14.    Metode Perumpamaan
Suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu atau dengan cara menggambarkan seseuatu dengan seseuatu yang lain yang serupa. Metode ini dapat digunakan pada Standar Kompetensi mengenai menghindari perilaku tercela.
15.   Metode Suri Tauladan
Metode mengajar dengan cara memberikan contoh dalam ucapan, perbuatan, atau tingkah laku yang baik dengan harapan menumbuhkan hasrat bagi anak didik untuk meniru atau mengikutinya. Metode ini dapat digunakan pada Standar kompetensi Iman kepada Rasul Allah dan juga mengenai menghindar perilaku tercela.
16.   Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Metode mendidik dengan cara memberikan peringatan kepada anak tentang sesuatu dan memberikan motivasi agar memiliki semangat dan keinginan untuk belajar dan mempelajari sesuatu. Metode ini dapat digunakan pada semua Standar kompetensi.
17.   Metode Praktek
Metode mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda dengan harapan anak didik mendapatkan kejelasan dan kemudahan dalam mempraktekan materi yang dimaksud.
Metode ini dapat digunakan pada aspek fikih seperti berwudhu, sholat dan sebagainya.
C.    Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Pembelajaran PAI
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya. Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode.
Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelajaran tersebut
Menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dalam Falsafah Tarbiyah Al-Islamiyah mengungkapkan bahwa guru yang berjaya adalah yang menjadikan metode dan teknik pengajarannya sebagai pendorong bagi kegiatan murid-muridnya, dan menjadi penggerak bagi motivasi-motivasi dan kekuatan pengajaran yang terpendam pada diri murid-muridnya.
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat memilih dan memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian dan evaluasi secara terus menerus. Melihat hal yang semacam ini, pemakalah mempunyai permasalahan mengenai metode pengajaran bila diterapkan dalam pengajaran pendidikan agama islam.
Sebagai pendidik, guru harus mampu mentransfer nilai yang positif sesuai dengan ajaran agama Islam. Guru harus mampu membentuk pribadi siswa dengan kepribadian yang islami. Sebagai pengajar, guru harus mampu mentransfer pengetahuan keagamaan dan keterampilan melakukan rukun Islam yang menjadi materi pokok PAI. Sebagai penasihat, guru harus bisa selalu mengawasi perilaku murid-muridnya dan membimbing mereka agar menuruti nasihatnya. Sebagai teladan, buru mesti mampu memberi contoh kepada murid-muridnya bagaimana seharusnya menjadi manusia yang benar dan baik sesuai ajaran agama Islam, manusia yang ber-akhlakul karimah, yang penuh kasih sayang, dan sebagainya. Sebagai motivator, guru harus mampu menjaga semangat siswa untuk selalu aktif mengikuti pembelajaran. Sebagai pembangkit kreativitas murid-muridnya, guru harus mampu mengembangkan pemikiran murid-muridnya[4]






[1] (Wina Senjaya (2008).
[2] (Al-Toumy Al-Syaibany (1980:399))
[3] Usman Basyiruddin, 2002. Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers.
[4] E. Mulyasa, 2008: 74




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang istimewa. Hal ini dikarenakan manusia dikaruniai akal sebagai keistimewaan dibandingkan makhluk lainnya. Manusia merupakan makhluk mulia dari segenap makhluk yang ada di alam raya ini. Allah  telah membekali manusia dengan berbegai keutamaan sebagai siri khas yang membedakan denngan makhluk yang lain. Untuk mengetahui komponen yang ada dalam manusia, hal ini bisa dilihat pengertian manusia dari tinjauan al qur’an.
Keistimewaan manusia juga dikarenakan manusia memiliki potensi yang dikenal dengan istilah fitrah. Banyak persepsi mengenai makna fitrah. Sehingga kadang melenceng dari konsep fitrah  yang sesuai dengan yang dimaksudkan dalam al  Qurr’an dan hadis nabi. Selain itu bagaimana fitrah manusia dikaitkan  dengan konsep pendidkan islam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud fitrah…?
2.      Apa pengaruh terhadap pendidikan….?
3.      Apa hubungan fitrah dengan manusia…?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui arti fitrah
2.      Mengetahui pengaruh terhadap pendidikan
3.      Mengetahui hubungan fitrah dengan manusia



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Fitrah
Secara etimologi fitrah berasal dari kata fathara yang artinya ‘menjadikan’, secara terminologi fitrah adalah mencipta/menjadikan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan merupakan pola dasar yang perlu penyempurnaan. Menurut Shanminan Zain (1986) bahwa fitrah adalah potensi laten atau kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia dibawah sejak lahir. Menurut Al Auzal (1976) fitrah adalah kesucian dalam jasmani dan rohani. Menurut Ramayulis : fitrah adalah : kemampuan dasar bagi perkembangan manusia yang dianugrahkan oleh Allah SWT yang tidak ternilai harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat mencapai tingkat kesempurnaan.
Dalam Al-Qur’an, dalam surat Ar-Rum ayat 30 dijelaskan, yaitu :

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan kecenderungan asli) itulah fitrah Allah yang Allah menciptakan manusia diatas fitrah itu tak ada perubahan atas fitrah ciptaannya. Itulah agama yang lurus namun kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.”
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa fitrah adalah suatu perangkat yang diberikan oleh Allah yaitu kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut dengan potensialitas dan manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling tinggi, yaitu memiliki struktur jasmaniah dan rohaniah yang membedakannya dengan makhluk lain.
Di samping itu tedapat beberapa sabda Nabi SAW dengan beberpa riwayat dari para sahabat yang berbeda pula mantannya. Sebuah sabda nabi SAW yang populer, yang banyak disetir oleh para ulama’ antara lain adalah sebagai berikut:
كُلُّ مَوْلُوْدٍيُوْلَدُعَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْيُنَصِّرَانِهِ اَوْيُمَجِّسَانِهِ
“tiap-tiap anak dilahirkan diatas fitrah maka Ibu Bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama yahudi, nashrani, dan majusi".
 Jadi menurut permakalah fitrah adalah suatu kemampuan dasar yang ada pada tiap-tiap diri manusia yang perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan yang sempurna melalui bimbingan dan latihan.

B.   Pengaruh Fitrah Terhadap Pendidikan
Alat-alat potensial dan berbagai potensial dasar atau fitrah manusia tersebut harus ditumbuhkembangkan secara optimal dan terpadu melalui proses pendidikan sepanjang hayatnya. Manusia diberikan kebebasan untuk berikhtiar mengembangkan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar atau fitrah manusia tersebut. Namun demikian, dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat lepas dari adanya batas-batas tertentu, yaitu adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam, hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat manusia sendiri, yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung pada kemauan manusia. Hukum-hukum inilah yang disebut dengan taqdir (Keharusan universal)
Di samping itu, pertumbuhan dan perkembangan alat-alat potensial dan fitrah manusia itu juga dipengaruh oleh faktor-faktor hereditas, lingkngan alam, lingkungan sosial, sejarah. Dalam ilmu-ilmu pendidikan ada 5 macam faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pendidikan, yaitu tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan, dan lingkungan. Karena itulah maka minat, bakat, kemampuan (skill), sikap manusia yang diwujudkan dalam kegiatan ikhtiarnya dan hasil yang dicapai dari kegiatan ikhtiarnya tersebut bermacam-macam.[1][8]
Fitrah berisi daya-daya yang wujud dan perkembangannya tergantung pada usaha manusia sendiri. Oleh karena itu fitrah harus dikembalikan dalam bentuk-bentuk keahlian, laksana emas atau minyak bumi yang terpendam di perut bumi, tidak ada gunanya kalau tidak digali dan diolah untuk manusia. Di sinilah letak tugas utama pendidikan. Sedangkan pendidikan sangat dipengaruhi oleh factor pembawaan dan lingkungan (nativisme dan empirisme). Namun ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum. Pendidikan Islam berangkat dari filsafat pendidikan theocentric, sedangkan pendidikan umum berangkat dari filsafat anthropocentric.
Theocentric memandang bahwa semua yang ada diciptakan oleh Tuhan, berjalan menurut hukum-Nya. Filsafat ini memandang bahwa manusia dilahirkan sesuai dengan fitrah-Nya dan perkembangan selanjutnya tergantung pada lingkungan dan pendidikan yang diperoleh. Sedang seorang guru hanya bersifat membantu, serta memberikan penjelasan-penjelasan sesuai dengan tahap perkembangan pemikiran serta peserta didik sendirilah yang harus belajar. Sedangkan filsafat anthropocentric lebih mendasarkan ajaran pada hasil pemikiran manusia dan berorientasi pada kemampuan manusia dalam hidup keduniawian. Dalam pendidikan Islam hidayah Allah menjadi sumber spiritual yang menjadi penentu keberhasilan akhir dari proses ikhtiyariah manusia dalam pendidikan.
Fitrah manusia dan implikasinya dalam pendidikan dapat dijelaskan lebih lanjut dengan:
1.        Pemberian stimulus dan pendidikan demokratis
Manusia ditinjau dari segi fisik-biologis mungkin boleh dikatakan sudah selesai, “Physically and biologically is finished”, tetapi dari segi rohani, spiritual dan moral memang belum selesai, “morally is unfinished”.
Manusia tidak dapat dipandang sebagai makhluk yang reaktif, melainkan responsif, sehingga ia menjadi makhluk yang responsible (bertanggung jawab). Oleh karena itu pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang memberikan stimulus dan dilaksanakan secara demokratis.
2.        Kebijakan pendidikan perlu pertimbangan empiris.
Dengan bantuan kajian psikologik, implikasi fitrah manusia dalam pendidikan islam dapat disimpulkan bahwa jasa pendidikan dapat diharapkan sejauh menyangkut development dan becoming sesuai dengan citra manusia menurut pandangan islam.
3.        Konsep fitrah dan aliran konvergensi
Dari satu sisi, aliran konvergensi dekat dengan konsep fitrah walaupun tidak sama karena perbedaan paradigmanya. Adapun kedekatannya:
Pertama: Islam menegaskan bahwa manusia mempunyai bakat-bakat bawaan atau keturunan, meskipun semua itu merupakan potensi yang mengandung berbagai kemungkinan,
Kedua: Karena masih merupakan potensi maka fitrah itu belum berarti bagi kehidupan manusia sebelum dikembangkan, didayagunakan dan diaktualisasikan.
   Namun demikian, dalam Islam, faktor keturunan tidaklah merupakan suatu yang kaku sehingga tidak bisa dipengaruhi. Ia bahkan dapat dilenturkan dalam batas tertentu. Alat untuk melentur dan mengubahnya ialah lingkungan dengan segala anasirnya. Karenanya, lingkungan sekitar ialah aspek pendidikan yang penting. Ini berarti bahwa fitrah tidak berarti kosong atau bersih seperti teori tabula rasa tetapi merupakan pola dasar yang dilengkapi dengan berbagai sumber daya manusia yang potensial

C.    Hubungan Fitrah Dengan Manusia
Allah telah menciptakan manusia bertugas pokok untuk menyembah khaliqnya dan juga bertuga untuk mengelola dan memanfatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar dapat hidup sejahtera dan makmur lahir dan batin. manusia telah diberi kemampuan jasmaniah (fisiologis) dan rahanniah (mental psikologis) yang dapat dikembang tumbuhkan seoptimal mungkin guna melaksanakan tugas pokok kehidupannya, untuk itu pendidikan merupakan sarana yang menentukan sampai dimana titik optimal kemampuan yang dapat dicapai. Namun proses pengembangan kemampuan manusia melalui pendidikan tidaklah menjamin akan terbentuknya watak dan bakat seseorang untuk menjadi baik, manurut kehendak penciptanya, karena Allah telah menciptakan manusia yang memiliki kecenderungan dua arah yaitu arah perbuatan fasik atau menyimpang dari peraturan dan kearah ketaqwaan atau mentaati peraturan. Seperti dalam Q.S. As-Syams:7-10 yang artinya: “Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) Nya maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Dengan demikian manusia diberi kemungkinan untuk mendidik dirinya dan orang lain menjadi sosok pribadi yang beruntung sesuai dengan kehendak Allah melalui berbagai metode ikhtiariyah-Nya. Manusia memiliki kemauan bebas (free will) untuk menentukan dirinya melalui upaya dan usahanya sendiri.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari uraian diatas dapat kami simpulan sebagai berikut :
1.        Fitrah adalah suatu kemampuan dasar yang ada pada tiap-tiap diri manusia yang perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan yang sempurna melalui bimbingan dan latihan.
2.      Fitrah manusia dan implikasinya dalam pendidikan dapat dijelaskan lebih lanjut dengan, pemberian stimulus dan pendidikan demokratis, kebijakan pendidikan perlu pertimbangan empiris, dan konsep fitrah dan aliran konvergensi.
3.      Manusia diberi kemungkinan untuk mendidik dirinya dan orang lain menjadi sosok pribadi yang beruntung sesuai dengan kehendak Allah melalui berbagai metode ikhtiariyah-Nya. Manusia memiliki kemauan bebas (free will) untuk menentukan dirinya melalui upaya dan usahanya sendiri.