Sejak pergantian rektor pada pertengahan tahun yang lalu, banyak yang berharap kedepan Universitas Islam Madura bisa mewujudkan cita-cita luhur, menjadikan Kampus Hijau menjadi universitas bertaraf nasional-Internasional yang siap menghadapi era globalisasi. Dengan tetap berpegang teguh dengan syariat Islam, Yang memang menjadi visi dari UIM. Namun sampai akan menginjak periode 2015-2016 UIM masih tidak ada perubahan yang signifikan, stagnan. Suara-suara mahasiswa semakin lantang terdengar mempertanyakan kinerja jajaran pengurus kampus yang baru. Fasilitas yang semakin hari semakin mencengangkan, serta system administrasi yang amburadul menjadi pemandangan miris di keseharian kampus hijau kita. lalu muncullah berbagai spekulasi tentang kinerja jajaran pengurus UIM. Siapa yang salah, apa yang keliru,dan siapa yang harus bertanggung jawab. ? dan berbagai pertanyaan yang lain.
Siapa yang salah ?
Perlu diketahui bahwa pergantian rektor & beberapa staf  sampai saat ini tidak dapat diimbangi dengan kinerja para pengganti atau staf  lawas  yang masih aktif dengan kenerja mereka yang terbilang kurang profesional.  Beberapa staf bagian jajaran pengurus UIM bukannya mengalami perkembangan yang baik, malah tambah amburadul. Tengok saja beberapa bagian seperti bagian system informasi kampus, system administrasi, bagian arsip-perpustakaan yang semakin menurun kinerjanya. bagian sarana-prasaranapun tak jauh dengan bagian staf yang lain. Fasilitas-fasilitas pendukung mahasiswa bukannya dilengkapi malah terbilang tak acuh dengan hal itu. Belum lagi ketersediaan ruang kelas yang memang menjadi pemandangan biasa setiap harinya. Jadi bagaimana dapat dikatakan maju, kalau akar-akar dari sebuah permasalahan belum dapat diperbaiki?
Saatnya revolusi dan miliki sifat milki.
Memang saatnya universitas tercinta ini mengalami perubahan besar, revolusi mental, profesionalisme, dan revolusi yang lainnya untuk semua komponen pelaku dilingkunagan kampus hijau, para staf pengurus jajaran direksi, dan juga para mahasiswa dalam bahu-membahu membangun kampus hijau tercinta ini. UIM butuh para pelaku professional bukan para petinggi yang hanya mementingkan personal. UIM butuh para jajaran staf yang bekerja betul untuk mengabdi bukan “nyari gaji”. Saatnya UIM lebih cerdas, lebih hidup dengan para pelaku yang cinta dengan Kampus Hijau.  Kalau semua komponen diatas sudah dimiliki oleh UIM, kejayaan dan kemajuan akan mudah untuk digapai. Dengan menyerahkan segala sesuatunya pada ahlinya dan memiliki rasa tanggung jawab penuh terhadap profesi. Perubahan harus dimulai dari akarnya. Fasilitasi, administrasi, dan lain sebagainya memang saatnya UIM berevolusi.

0 comments :

Posting Komentar