BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam adalah agama yang sempurnah diantara agama yang telah
turun sebelum Islam diturunkan. Nabi Muhammad Saw adalah orang yang terpilih
untuk untuk mensyi’arkannya keseluruh umat manusia, beliau berpedoman pada satu
kitab suci yaitu Al Qur’anul Karim.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap
positif lainnya. [1][1]
Hal inilah, yang menyebabkan orang Barat tertarik untuk
mempelajari Islam, baik dari budaya maupun dari ilmu pengetahuan. Sehingga
kebudayaan Islam di Dunia Barat menjadi berkembang menjadi pesat. Pada dasarnya
orang barat mengakui kebenaran Islam, tetapi kenapa mereka kebanyakan tidak mau
masuk islam? Jawabnya orang barat kebanyakan gengsi dan takut jatuh harga diri
mereka disebabkan masuk Islam.
Mereka takut meninggalkan agama warisan nenek moyang mereka,
karena agama tersebut telah diwarisi secara turun temurun.
Sesuai dengan pernyataan diatas, maka pada kali ini kami
selaku penulis telah menyusun sebuah makalah yang berjudul Sejarah
Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat.
B.
Rumusan
MAsalah
1.
Jelasakan Latar
Belakang Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat ?
2.
Bagaimana
Signifikasi Studi Islam?
3.
Jelaskan
Islam Sebagai Sains di Dunia Barat?
4. Bagaimana Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Latar Belakang Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat
2. Untuk mengetahui tentang Signifikasi Studi Islam
3. Untuk mengetahui tentang Islam Sebagai Sains di Dunia Barat
4. Untuk mengetahui tentang Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Sejarah Perkembangan
Studi Islam di Dunia Barat
Kemajuan peradaban barat dimulai
pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada
periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami
perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai
sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa
pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling
utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk hubungan
politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Salah satu contoh yang kami ambil
adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan
kebebasan berfikir. [2][2]
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah
yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen
Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti
Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan
Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif
menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan
itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka
mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka
dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi.[3][3]
Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang
Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat
yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah
berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
Gerakan
ini pada akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri, yang
menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber
cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya
Islam selama hampir tiga abad.
B.
Signifikasi Studi Islam
“Tak kenal maka tak sayang, tak sayang makanya tak cinta”
mungkin kata pepatah ini tepat untuk istilah diatas. Pada dasarnya
kebudayaan-kebudayaan kuno dan modern digerakkan oleh komunikasi dan kontak
melalui perjalanan, migrasi atau penaklukan. Mereka juga bergerak melalui
lukisan, ukiran, monument, peninggalan, buku-buku dan karya seni. Hal ini
sepenuhnya benar dalam hal kebudayaan Islam, karena ia dikenal oleh melalui dua
saluran utama; kontak pribadi dan penyalinan serta penerjemahan.
Mengenai pengertian Studi Islam, dikalangan para ahli masih
terdapat perdebatan tentang Studi Islam (agama) dimasukkan kedalam ilmu
pengetahuan. Menurut Amin Abdullah; Islam kalau dilihat dari Normativitas
kurang pas untuk dikatakan sebagai disiplin ilmu, karena normativitas studi
Islam agaknya terbebani oleh misi keagamaan yang bersifat memihak, romantis,
dan apologis, sehingga kadar muatan analisis, kritis, metodologis, histories,
empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk
sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan. Sedangkan untuk Studi Islam
dilihat dari Historisitas tampaknya tidaklah salah.[4][4]
Inilah Islam kalau dilihat secara historisitas yakni Islam
dalam arti yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam
sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin
ilmu, yakni ilmu keislaman atau Islam Studies.
C.
Islam Sebagai Sains di Dunia Barat
Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada
perbedaan dan persamaan. Persamaan studi dan sains adalah sama-sama objek
kajiannya adalah ilmu pengetahuan agama. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam
adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran islam yang
dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah
suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan modern seperti
kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun atas
arahan nilai-nilai islami. [5][5]
Dan Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr
adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad islam ke-2, yang
keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban
Islam.
Selama
kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban islam
mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban
manapun jua. [6][6]
Dari Sains Islam inilah membuat orang barat tertarik
untuk mempelajari ilmu pengetahuan islam yang sampai terkenal di Eropa. Al
hasil, menurut Harun Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah
Napoleon melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan
dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa dua set alat
percetakan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya
untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah.
Untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah
yang disebut dengan Institut d ‘Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian,
yaitu ilmu pasti, ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan
seni.
Betapa gemilangnya kemajuan dunia barat dengan mempelajari
dan mendalami studi dan sains Islam. Hal ini terjadi pada akhir tahun 1801
Masehi, pada waktu inilah membuka mata umat islam bahwa mereka telah
ketinggalan sangat jauh dalam ilmu pengetahuan, maka pada waktu ini dikenal
dengan massa Islam Periode Modern.
D.
Dampak yang ditimbulkan dari
Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia Barat.
Setelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia
barat, maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai
dari hal yang positif maupun negatif.
1. Dampak
Positif
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol
membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam
aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah
menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang
dibawah oleh islam. Al hasil, maka banyaklah orang barat yang menguasai ilmu
pengetahuan dari islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang
(minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya. Sedangkan
dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri
yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah
ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah
berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan
menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat
alat pintal yang dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus.
Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi revolusi industri di Inggris, seperti
ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh
Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju.[7]
[7]
2. Dampak
Negatif
Diatas telah kami jelaskan,
bagaimana dampak positif dari perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu
diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang
ditimbulkannya.Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai
berikut :
1. Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan
telah mengalami revolusi dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah
kekurangan bahan baku dalam kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan
keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan
dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan
tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai
akibatnya, banyak negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah
Ekspansi besar-besaran dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di
waktu itulah terjadi suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana
bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia
muslim. Suasana seperti itu menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan
Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil kolonialisme dan imperialisme atas
dunia Timur. [8][8]
2. Rupanya
dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya. Saya
kira istilah ini memang pantas ditunjukkan pada orang barat, karena kenapa ?
mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah
dari islam, akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan
mereka mengaku ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban islam.
Ada seorang sarjana bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang Barat itu
menderita Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan
kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa
lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan
dari Yunani dan Romawi.
E.
Perkembangan Studi Islam di
Negara-Negara Barat
Di antara berita gembira ini, yaitu apa yang diriwayatkan
oleh Tamim ad-Dari. Ia berkata : Aku mendengar Rosulullah S.A.W. bersabda :
لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الاَمْرِ
مَابَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ, وَلاَيَتْرُكَ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ
وَلاَوَبَرٍ, اِلاَّ اَدْخَلَهُ اللهُ هَاذَا الدِّيْنَ, بِعِزِّ عَزِيْزٍ,
اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ, عِزًّا يُعِزُّ اللهُ بِهِ الاِسْلاَمَ, وَذُلاَّ يُذِلُّ
اللهُ بِهِ الْكُفْرَ.
Artinya
”
Islam akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan malam. Allah tidak akan
membiarkan rumah yang mewah maupun yang sederhana kecuali akan memasukkan agama
ini kedalamnya. Dengan memuliakan orang yang mulia atau dengan menghinakan
orang yang hina. Mulia karena dimuliakan Allah disebabkan keislamannya dan hina
karena dihinakan Allah disebabkan kekafirannya “.
(HR.
Ahmad)
Makna sampainya islam ke daerah yang disentuh siang dan
malam, yaitu tersebarnya islam keseluruh permukaan bumi, sebagaimana siang dan
malam menutupinya, dan masuknya agama ini ke daerah perkotaan maupun pedesaan.[9]
[9]
Dalam
perkembangan studi islam di Negara-Negara Barat, dalam bagian tertentu dapat dibedakan
sebagai berikut :
1) Studi
Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa. Diantara
pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann Jokab Reiske (1716-1774).
Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di Eropa sejak permulaan abad
ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini adalah seorang sarjana
Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838).
2) Studi teks
hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid tentang
bahasa Arab dan bahasa islam yang lain, seperti bahasa Persia, Turki, Urdu dan
melayu-termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah kesustraan. Dengan demikian
edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat dalam
kajian-kajian tekstual.
3)
Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat dalam kajian
sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para sejarawan muslim.
Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat lebih bisa dipahami
dengan latar belakang perkembangan histories. Sejarah Studi Islam merupakan
sebuah kajian tersendiri; dalam kesempatan ini barangkali cukup untuk mengacu
pada sebuah monograf yang berkaitan dengan persoalan tersebut, serta sebuah
kajian yang memfokuskan pada lima islamolog terkemuka pada 100 tahun pertama
studi Islam.[10] [10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Perkembangan studi Islam di dunia barat, disebabkan oleh adanya kontak langsung antara orang barat dengan orang islam, adanya pelajar barat yang belajar kedunia islam dan adanya gerakan penerjemahan kitab.
- Islam lebih dikenal didunia barat adalah sebagai Sains daripada Studi.
- Salah satu contoh kemajuan ilmu pengetahuan dunia barat adalah adanya Ekspedisi Napoleon ke Mesir.
- Perkembangan peradaban barat yang berkembang begitu pesat, dimulai sejak periode pertengahan, dimana peradaban umat Islam pada saat itu mengalami stagnasi.
- Dari perkembangan studi Islam yang berkembang di dunia barat, membawa dampak yang positif dan negatif.
- Hasil perkembangan studi Islam di Dunia Barat, membuat para ilmuwan Barat banyak tertarik untuk mengkajinya.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin
masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan.
Untuk itu kami sebagai penulis mohon
maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, dan
kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk
memperbaiki penulisan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Amin. 1996. Studi Islam Normativitas atau Historisitas.
Yogyakarta.
Abuddin
Nata, 2004. Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrapindo
Persada)
Azim
Nanji, 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di
Barat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru)
Hossein,
Sayyed, Nasr. 1995. Menjelajah Dunia Modern. (Bandung: Mizan.)
Jamali,
Al, Fadhil. 1992. Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam.
(Jakarta: Golden Terayon Press).
Murodi,
2003. Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga,
(Jakarta: Karya Toha Putra Semarang)
Yusuf
Qardhawi, 1997. Berita Kemenangan Islam, (Jakarta : Gema
Insani Press)
[1] [1] Fadhil Al Jamali, Menerabas Krisis Pendidikan
Dunia Islam, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1992). hlm. 11-21
[2] [2] Pemikiran Ibnu
Rusyd di Eropa terkenal dengan sebutan Averoisme, yaitu gerakan aliran
pemikiran bebas. Hal ini diakui oleh para orientalis (ahli dunia timur)
Spanyol, bahwa pemikiran filsafat yang dikembangkan oleh dua filosuf Barat
Raymond Lull dan Raymond Martin, terpengaruh oleh pemikiran filsafat Ibnu
Rusyd.