KATA PENGANTAR
Puji syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa
penulisan Makalah ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa
yang akan datang.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang berminat pada
umumya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menuntut Ilmu........................................................................... 2
B. Pengertian Menuntut Ilmu........................................................................... 2
C. Kewajiban Menuntut Ilmu .......................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan
lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia
melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang
tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah
yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik.
Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan
kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru
akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu
terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan
dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat.
Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama sama sekali,
maka dia akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk merusak bumi,
bahkan merusak sesama manusia dengan berbagai tindak kejahatan. Disinilah
alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya diajarkan sejak kecil.
Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada anak sebelum anak
tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang
menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi
agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT
B. Tujuan
1) Memberikan penjelasan tentang ilmu
2) Memberikan penjelasan menuntut ilmu
3) Mengetahui kewajiban dari menuntut ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Ilmu berasal
dari kata علم-
يعلم- علما yang artinya mengetahui, lawan dari kata جهل yang artinya
bodoh.
Ilmu
pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang berarti
pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang
berarti pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan
adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian
dan dapat diterima oleh rasio.
Imam Raghib al-
Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu adalah mengetahui
sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti sesuatu itu (oleh
ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua, menghukum adanya
sesuatu pada sesuatu yang ada (oleh ahli ligika dinamakan tashdiq,
maksudnya mengetahui hubungan sesuatu dengan sesuatu).”
Az-Zubaidi berkata dalam kamus
Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli membedakan masing-masing term itu. Bagi mereka
ilmu adalah yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang mereka perkenankan untuk
dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak mengataknan: ‘Allah arif’
atau ‘Allah syair’. Perbedaan-perbedaaan tersebut disebut dalahm
karangan-karangan ahli basaha.
Al Manawi dalam
kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap sesuai dengan
realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik. Atau, ilmu
adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”
B. Pengertian
menuntut ilmu
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang
lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan
meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus
memulai dengan ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal adalah melakukan
kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan
mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaimana sabda Nabi Muhammad
Saw.
Artinya : Mu’adz bin Jabbal
berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah
Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya
adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah
Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan
antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu
ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu
perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap
individu.
C. Kewajiban
Menuntut Ilmu
Dasar hukum
menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits nabi Muhammad saw. Banyak sekali hadits dan ayat
Al-Qur’an yang menerangkan tentang menuntut ilmu.
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.
Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita
bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi
sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”
(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas
bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)
Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan.
Dengan ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan
dengan ilmu pula kita bisa meraih kedua-duanya.
Firman Allah pada surat Al-Alaq ayat 1-5 , berbunyi :
Artinya : “
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan , Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.” ( Al-Alaq : 1-5)
Ini ayat
pertama yang turun kepada Rasulullah. Ayat ini berisi perintah untuk
membaca,menulis, dan juga belajar. Allah telah memberikan manusia sifat fitrah
dalam dirinya untuk bisa belajar dan menggapai bermacam ilmu pengetahuan dan
keterampilan hingga dapat menambah kemampuannya untuk mengemban kehidupan di
muka bumi ini.
Rasulullah sering berbicara tentang keutamaan ilmu dan bahkan mewajibkan
umatnya untuk menuntut ilmu. Perintah untuk menuntut ilmu ini merupakan salah
satu pusat perhatian Islam bagi para pemeluknya.
Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu karena hal ini sebenarnya telah
dijawab oleh Al-Qur’an sendiri. Dimana menurut Al-Qur’an, Allah menciptakanmanusia
dalam keadaan vakum dari ilmu, lalu Allah memberinya perangkat ilmu agar mampu
menggali ilmu dan mempelajarinya. Karena memang ilmu itu harus digali,
dipelajari, dan diamalkan sebagaimana firman-Nya:
Artinya : "Dan Allah mengeluarkan kalian dari
perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi
kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur”.(Q.S. An Nahl: 78)
Pendengaran,
penglihatan dan hati atau akal adalah merupakan perangkat atau alat untuk menuntut
ilmu. Perangkat ilmu yang Allah berikan kepada manusia merupakan sebuah potensi
yang tiada ternilai harganya, dengan penglihatan, pendengaran dan hati (akal)
manusia mampu menggali ilmu. Karena kemampuannya menalar dan mempunyai bahasa
untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran yang abstrak..
Pengetahuan itu
diperoleh manusia bukan hanya dengan penalaran, melainkan juga dengan kegiatan
berfikir lainnya, dengan perasaan dan intuisi. Lain halnya dengan hewan yang
tidak memiliki potensi tersebut karena hewan tidak mampu berbuat seperti apa
yang dapat dicapai oleh manusia. Maka sangat beralasan jika Allah memerintahkan
manusia untuk menggali lautan ilmu-Nya.
Seberapapun
tingginya ilmu dan pengetahuan manusia, hanyalah merupakan sebagian kecil saja
dari ilmu Allah. Namun kesempatan untuk memperoleh sebagian-sebagian dari ilmu
Allah yang lain tetaplah ada selama manusia mempunyai kemauan, kemampuan dan
usaha.
Dalam mencari
ilmu pengetahuan, hendaklah yang dapat memberikan manfaat bagi kebaikan di
dunia dan di akhirat baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang
lain.Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan sadaqoh, sesuai dengan sabda
Nabi,
Selagi ada
kesempatan untuk mencari ilmu dan sebelum Allah mencabut atau mengangkat ilmu
dari manusia, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk kita manfaatkan serta
kita amalkan di jalanNya. Sebab ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu amal
jariyah yang tak akan terputus.
“Sesungguhnya dunia adalah terkutuk dan
terkutuklah semua penghuninya kecuali orang-orang yang mengingat Allah,para
wali Allah,para orang-orang yang berilmu dan juga orang orang yang belajar
untuk mendatkan ilmu” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Rosulullah selalu antusias dalam
menyebut ilmu dan orang-orang yang mempelajarinya dengan gigih. Rosulullah
selalu menyerukan kepada semua kaum muslimin untuk mempelajari berbagai macam
ilmudan mengajarkannya kepada manusia sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah
bin Mas’ud bahwa rosulullah bersabda
Artinya belajarlah akan suatu ilmu dan
lalu ajarkanlah (ilmu tersebut) kepada manusia. Pelajarilah ilmu faroidh (ilmu
waris) dan lalu ajarkan kepada manusia. Pelajarilah al-qur’an dan lalu
ajarkanlah kepadda manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam mewajibkan kita menuntut
ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk menuntut kita dalam
hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim
jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas
yang diridhai Allah swt. Rasulullah Saw.,bersabda:
مٍطَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى
كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi
setiap orang Islam” . (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan
Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
Seorang muslim tidaklah cukup hanya
menyatakan ke-Islamannya, tanpa memahami Islam dan mengamalkannya.
Pernyataannya itu harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam.
Untuk itu, menuntut ilmu merupakan
jalan menuju kebahagiaan yang abadi. Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut
ilmu syar’i. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى
كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه ابن ماجه 224 عن أنس بن مالك )
Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. (HR Ibnu Majah No. 224 dari
shahabat Anas bin Malik t, lihat Shahih Jamiush Shagir, no. 3913)
DAFTAR PUSTAKA
Indah Apry Setiyanievhy, Sucik .
2012 . “ Kewajiban Menuntut Imu “. http://sucikias.blogspot.com/2012/01/contoh-makalah-agama-islam-kewajiban.html.
Diakses Tanggal 3 April 2014
Ilma, Mashfufatul .
2013 . “ Kewajiban menuntut Imu “.
http://mashfufah25.blogspot.com/2013/12/makalah-kewajiban-menuntut-ilmu.html.
Diakses Tanggal 3 April 2014