Segala puji bagi Allah SWT yang telah
mengaruniakan rahmatNya kepada
saya dan kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “ Sejarah perkembangan
Islam di Indonesia “.
Kalau bukan karena kemurahanNya tugas ini
sulit untuk diselesaikan,
mengingat begitu banyak ujian dan cobaan yang dilalui.
Saya mengucapkan terima
kasih yang sedalamnya kepada Dosen pembimbing, Yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan bantuan yang
sangat berharga selama ini.
Dalam penulisan makalah ini
penulis menyadari masih terdapat
kekurangan . Oleh karena itu
penulis terbuka terhadap kritikan yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan . Mudah – mudahan karya
ini berguna bagi masyarakat dan
mendapat ridho Allah SWT. Amin.
Pamekasan, 15 Desember 2014
Penulis,
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah.............................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Masuknya Islam Ke Indonesia........................................................... 2
2.2. Corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.................................... 3
2.3. Tokoh-Tokoh
Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia................... 6
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ....................................................................................... 9
3.2
Kritik dan
saran.................................................................................. 9
Daftar pustaka.................................................................................................. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia
dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak
awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan
Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat
Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi
titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi
para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan
Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan
penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan 7 M sering disinggahi pedagang
asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan
Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal
dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan,
tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama
Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab
tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
I.2. Rumusan
Masalah
a. Sejak kapan Islam masuk ke
Indonesia?
b. Bagaimankah corak dan perkembangan Islam di Indonesia?
c. Siapakah tokoh-tokoh Perkembangan
Islam Di Indonesia ?
I.3. Tujuan
Penulisan
a. Untuk mengetahui kapan
masuknya Islam ke Indonesia.
b.Untuk mengetahui corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.
c.Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan
Islam Di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masuknya
Islam Ke Indonesia
Ditinjau dari sudut sejarah, agama
Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai cara. Pada umumnya pembawa agama
Islam adalah para pedagang yang berasal dari jazirah Arab, mereka merasa
berkewajiban menyiarkan agama Islam kepada orang lain. Agama Islam masuk ke
Indonesia dengan cara damai, tidak dengan kekerasan, peperangan ataupun
paksaan.
Ada beberapa pendapat para ahli
tentang waktu dan daerah yang mula-mula dimasuki Islam di Indonesia, di
antaranya yaitu:
a. Drs Juned Pariduri, berkesimpulan
bahwa agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui daerah Sumatra Utara
(Tapanuli) pada abad ke-7. Kesimpulan ini didasarkan pada penyelidikannya
terhadap sebuah makam Syaikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka tahun 48 H
(670 M).
b. Hamka, berpendapat bahwa agama Islam
masuk ke Jawa pada abad ke-7 M(674). Hal ini didasarkan pada kisah sejarah yang
menceritakan tentang Raja Ta-Cheh yang mengirimkan utusan menghadap Ratu Sima
dan menaruh pundi-pundi berisi emas ditengah-tengah jalan dengan maksud untuk
menguji kejujuran, keamanan dan kemakmuran negeri itu. Menurut Hamka, Raja
Ta-Cheh adalah Raja Arab Islam.
c. Zainal Arifin Abbas, berpendapat
bahwa agama Islam masuk di Sumatra Utara pada abad 7 M (648). Beliau mengatakan
pada waktu itu telah datang di Tiongkok seorang pemimpin Arab Islam yang telah
mempunyai pengikut di Sumatra Utara.
Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7
M. Pada abad ke-13 agama Islam berkembang dengan pesat ke seluruh Indonesia. Hal itu di tandai
dengan adanya penemuan-penemuan batu nisan atau makam yang berciri khas Islam,
misalnya di Leran (dekat Gresik) terdapat sebuah batu berisi keterangan tentang
meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 1082 dan
di Samudra Pasai terdapat makam-makam Raja Islam, di antaranya Sultan Malik
as-Shaleh yang meninggal pada tahun 676 H atau 1292 M.
Berbeda dengan pendapat di atas, dua
orang sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand dan Prof. Paul Wheatly.
Bersumber pada keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara,
maka ke-2 sarjana tersebut bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak awal ke-8
M, langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.
2.2. Corak
dan Perkembangan Islam di Indonesia
A. Masa Kesultanan
Untuk melihat lebih jelas gambaran keislaman di kesultanan
atau kerajaan-kerajaan Islam akan di uraikan sebagai berikut.
Di daerah-daerah yang sedikit sekali di sentuh oleh
kebudayaan Hindu-Budha seperti daerah-daerah Aceh dan Minangkabau di Sumatera
dan Banten di Jawa, Agama Islam secara mendalam mempengaruhi kehidupan agama,
sosial dan politik penganut-penganutnya sehingga di daerah-daerah tersebut
agama Islam itu telah menunjukkan diri dalam bentuk yang lebih murni.
Di kerajaan Banjar, dengan masuk Islamnya raja, perkembangan
Islam selanjutnya tidak begitu sulit karena raja menunjangnya dengan fasilitas
dan kemudahan-kemudahan lainnya dan hasilnya mebawa kepada kehidupan masyarakat
Banjar yang benar-benar bersendikan Islam. Secara konkrit, kehidupan keagamaan
di kerajaan Banjar ini diwujudkan dengan adanya mufti dan qadhi atas jasa
Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang fiqih dan tasawuf. Di
kerajaan ini, telah berhasil pengkodifikasian hukum-hukum yang sepenuhnya
berorientasi pada hukum islam yang dinamakan Undang-Undang Sultan Adam. Dalam
Undang-Undang ini timbul kesan bahwa kedudukan mufti mirip dengan Mahkamah
Agung sekarang yang bertugas mengontrol dan kalau perlu berfungsi sebagai
lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa. Tercatat dalam sejarah Banjar,
di berlakukannya hukum bunuh bagi orang
murtad, hukum potong tangan untuk
pencuri dan mendera bagi yang kedapatan berbuat zina.
Guna memadu penyebaran agama Islam dipulau jawa, maka
dilakukan upaya agar Islam dan tradisi Jawa didamaikan satu dengan yang
lainnya, serta dibangun masjid sebagai pusat pendidikan Islam.
Dengan kelonggaran-kelonggaran tersebut, tergeraklah
petinggi dan penguasa kerajaan untuk memeluk agama Islam. Bila penguasa memeluk
agama Islam serta memasukkan syari’at Islam ke daerah kerajaannya, rakyat pun
akan masuk agama tersebut dan akan melaksanakan ajarannya. Begitu pula dengan
kerajaan-kerajaan yang berada di bawah kekuasaannya. Ini seperti
ketika di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika Sultan Agung masuk Islam,
kerajaan-kerajaan yang ada di bawah kekuasaan Mataram ikut pula masuk Islam
seperti kerajaan Cirebon, Priangan dan lain sebagainya. Lalu Sultan Agung
menyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah-istilah keislaman,
meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.
B. Masa Penjajahan
Ditengah-tengah proses transformasi
sosial yang relatif damai itu, datanglah pedagang-pedagang Barat, yaitu
portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan Inggris. Tujuannya adalah
menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan
Nusantara ini.
Pada mulanya mereka datang ke
Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan dagang karena Indonesia kaya akan
rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut dan
menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.
Apalagi setelah kedatangan Snouck
Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat urusan pribumi dan Arab, pemerintah
Hindia-Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan mengenai masalah Islam di
Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di
Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang di kenal
dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islam
dalam tiga kategori, yaitu:
1. Bidang agama murni atau ibadah;
2.Bidang sosial kemasyarakatan; dan
3. Politik.
Terhadap bidang agama murni,
pemerintah kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan
ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
Dalam bidang kemasyarakatan,
pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku sehingga pada waktu itu
dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan hukum Islam, yakni teori
reseptie yang maksudnya hukum Islam baru bisa diberlakukan apabila tidak
bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh karena itu, terjadi kemandekan hukum
Islam.
Sedangkan dalam bidang politik,
pemerintah melarang keras orang Islam membahas hukum Islam baik dari Al-Qur’an
maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan atau ketatanegaraan.
C.
Gerakan dan organisasi Islam
Akibat dari “resep politik Islam”-nya Snouck Hurgronye
itu, menjelang permulaan abad xx umat Islam Indonesia yang jumlahnya semakin
bertambah menghadapi tiga tayangan dari pemerintah Hindia Belanda, yaitu:
politik devide etimpera, politik penindasan dengan kekerasan dan politik
menjinakan melalui asosiasi.
Namun, ajaran Islam pada hakikatnya
terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu saja. Dengan pengalaman tersebut,
orang Islam bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan dengan perlawanan
fisik tetapi dengan membangun organisasi. Oleh karena itu, masa terakhir
kekuasaan Belanda di Indonesiadi tandai dengan tumbuhnya kesadaran berpolitik
bagi bangsa Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial dan ekonomi,
dampak dari pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan Islam di
Mesir.
Akibat dari situasi ini, timbullah
perkumpulan-perkumpulan politik baru dan muncullah pemikir-pemikir politik yang
sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat Islam itu berdasarkan ideologi
Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama Islamlah yang dapat di terima
dalam organisasi tersebut, para pejabat dan pemerintahan (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu.
Persaingan antara partai-partai
politik itu mengakibatkan putusnya hubungan antara pemimpin Islam, yaitu santri
dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di kalangan santri sendiri, dengan
lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang mengompromikan rasionalisme
Barat dengan fundamentalisme Islam, telah menimbulkan perpecahan sehingga sejak
itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua kubu: para cendekiawan Muslimin
berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama tradisional.
Selama pendudukan jepang, pihak
Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum muslimin dari pada golongan nasionalis
karena mereka berusaha menggunakan agama untuk tujuan perang mereka. Ada tiga
perantara politik berikut ini yang merupakan hasil bentukan pemerintah Jepang
yang menguntungkan kaum muslimin, yaitu:
1. Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang
menggantikan Kantor Urusan Pribumi zaman Belanda.
2. Masyumi, yakni singkatan dari Majelis
Syura Muslimin Indonesia menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober
1943.
3. Hizbullah, (Partai Allah dan Angkatan Allah),
semacam organisasi militer untuk pemuda-pemuda Muslimin yang dipimpin oleh
Zainul Arifin.
2.3. Tokoh-Tokoh
Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat
dilepas dari peran aktif para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima
dengan baik dikalangan masyarakat. Di antara Ulama tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Hamzah Fansuri
Ia hidup pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak
hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Mekkah dan Madinah. Dalam
pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra
Arab.
b. Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari
Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa,
Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037 H. Ia memperoleh pengetahuan
Islam dari banyak guru, di antaranya yaitu; Sayid Ba Alwi bin Abdullah
Al-‘allaham (orang Arab yang menetap di Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-Raniri
(Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin Ayub
Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.
c. Syaikh Abdussamad Al-Palimbani
Ia merupakan salah seorang ulama
terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya adalah seorang Sayid dari
San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar. Di antara ulama
sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh Muhammad Arsyad
Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan Daud Al-Tatani.
d. Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani
Beliau lahir di Tanar, Serang,
Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad, di didik oleh
ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia juga
belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di
Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji
dan menetap disana kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi
Sayid Abdurrahman An-Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Sedangkan di Madinah ia berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas
Al-Hambali. Selain itu ia juga mempunyai guru utama dari Mesir.
Pada tahun 1833 beliau kembali ke
Banten. Dengan bekal pengetahuan agamanya ia banyak terlibat proses belajar
mengajar dengan para pemuda di wilayahnya yang tertarik denga kepandaiannya..
tetapi ternyata beliau tidak betah tinggal di kampung halamannya. Karena itu
pada tahun 1855 ia berangkat ke Haramain dan menetap disana hingga beliau wafat
pada tahun 1897 M/1314 H.
e. Wali Songo
Dalam sejarah penyebaran Islam di
Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdapat sembilan orang ulama yang memiliki
peran sangat besar. Mereka dikenal dengan sebutan wali songo.
Para wali ini umumnya tinggal di
pantai utara Jawa sejak dari abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16. Para
wali menyebarkan Islam di Jawa di tiga wilayah penting, yaitu; Surabaya, Gresik
dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan Muria (Jawa Tengah), serta di
Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama yang menjadi pembaru
masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru
seperti, kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan
hingga pemerintahan.
Adapun wali-wali tersebut yaitu;
Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga,
Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
a. Perkembangan Islam di
Indonesia adalah berkat peran para pedagang dari Jazirah Arabia melalui jalan
perdagangan, dakwah dan perkawinan.
b. Para ulama awal yang
menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri, Syaikh
Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin
Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat,
Sunan Kudus dan Sunan Muria).
3.2. Kritik
dan Saran
Demikian pembahasan dari makalah
kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari
pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
nurilblog.blogspot.com/.../sejarah-masuknya-islam-di indonesia
amifta45.blogspot.com/.../proses-penyebaran-islam-di-indonesia
sejarah11-jt.blogspot.com/.../proses-awal-penyebaran-islam-di-indonesia
eljannahraheem.blogspot.com/.../peranan-umat-islam-indonesia
18 April 2015 pukul 18.28
Hoirul Anam /boleh buatkan makala tentang agama islam yang ada fotnote nya/ catatan kaki